Opini

Perkuat Militer RI, Demi Palestina dan Kedaulatan Bangsa

Ridho R
19
×

Perkuat Militer RI, Demi Palestina dan Kedaulatan Bangsa

Sebarkan artikel ini

Oleh: Prof. Dr. KH Sutan Nasomal, SH, MH
(Pakar Hukum Internasional dan Pengamat Strategi Global)

Apa yang terjadi di Palestina saat ini bukan lagi sekadar konflik bersenjata. Ini adalah genosida terbuka yang dilakukan oleh militer Israel terhadap rakyat sipil, terutama anak-anak dan perempuan. Dunia menjadi saksi bisu atas kehancuran nilai-nilai kemanusiaan yang selama ini dijaga dalam hukum internasional. Kini, semua seperti tak berlaku lagi untuk rakyat Palestina.

Sudah terlalu banyak anak-anak yang kehilangan kaki, tangan, atau nyawanya karena bom-bom yang dijatuhkan Israel. Ribuan harus diamputasi, ribuan lagi kehilangan orang tua dan masa depan. Rumah sakit, kamp pengungsian, bahkan tempat ibadah diserang tanpa ampun. Ini bukan perang antara dua kekuatan militer yang seimbang. Ini adalah pembantaian sepihak atas rakyat yang tak bersenjata.

Saya ingin mengingatkan, jika dua bulan ke depan dunia tetap bungkam, maka bisa dipastikan satu generasi anak-anak Palestina akan musnah di tanahnya sendiri. Sementara itu, hukum internasional, konvensi Jenewa, bahkan Piagam PBB tak lagi bisa diandalkan untuk menghentikan kegilaan ini.

Maka, dalam kondisi seperti ini, kekuatan militer adalah bahasa terakhir yang bisa menghentikan kejahatan. Negara-negara besar pemilik senjata nuklir bisa saja terpancing untuk bertindak, bukan untuk menunjukkan kekuasaan, tapi untuk menegakkan keadilan global yang telah diinjak-injak.

Sebagai bangsa besar, Indonesia tidak boleh berdiam diri. Kita tidak bisa hanya mengandalkan diplomasi kosong di atas meja-meja perundingan yang tak menghasilkan perlindungan konkret. Terlebih, ancaman itu tidak hanya terjadi di Palestina. Situasi global yang semakin panas juga berpotensi mengganggu stabilitas Asia Tenggara, termasuk Indonesia.

Karena itu, saya menyerukan kepada Presiden RI, H. Prabowo Subianto, agar segera memperkuat sistem pertahanan nasional Indonesia. Modernisasi alat utama sistem persenjataan (alutsista), peningkatan kualitas personel militer, dan penguatan pertahanan siber adalah langkah mendesak yang tidak bisa ditunda lagi. Jangan pernah berpikir bahwa wilayah kita aman sepenuhnya. Dunia telah berubah. Musuh bisa datang dari mana saja.

Kami rakyat sangat khawatir jika pemerintah lengah dan terlena. Sejarah membuktikan, negara-negara besar bisa bertahan hingga satu dekade dalam perang terbuka. Kita harus siap menghadapi skenario terburuk, bukan menunggu hingga bahaya datang mengetuk pintu rumah kita sendiri.

Indonesia yang kuat adalah Indonesia yang bersiap. Persiapan pertahanan bukan berarti ingin perang, tapi agar kita tidak dihancurkan saat perang datang. Dan sebagai bagian dari tanggung jawab moral kemanusiaan, kita tidak boleh membiarkan kejahatan Israel terus berlangsung tanpa perlawanan.

Mari kita tegakkan keadilan, meski yang harus bicara adalah kekuatan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *