Barito Timur

DPC AWPI Bartim Ucapkan Selamat Hari Pendidikan Nasional 2025

Ridho R
9
×

DPC AWPI Bartim Ucapkan Selamat Hari Pendidikan Nasional 2025

Sebarkan artikel ini

Tamiang Layang – Dewan Pengurus Cabang Asosiasi Wartawan Profesional Indonesia Kabupaten Barito Timur melalui Ketuanya Roni Suryandi yang akrab di panggil Yandi, diruang kerjanya di Sekretariat DPC AWPI Bartim Jalan 45 Tamiang Layang, Jumat, 2 Mei 2025, mengucapkan “Selamat Hari Pendidikan Nasional 2 Mei 2025, semoga pendidikan di Indonesia umumnya dan pendidikan di Kabupaten Barito Timur khususnya semakin maju”.

Yandi juga mengungkapkan, ditetapkannya hari ini sebagai Hari Pendidikan Nasional karena tanggal 2 Mei merupakan hari lahir perintis pendidikan, yaitu Bapak Ki Hajar Dewantara yang berjasa besar untuk kemajuan pendidikan di Indonesia.

Lebih lanjut Yandi mengungkapkan, Ki Hajar Dewantara ditangkap dan diasingkan ke Pulau Bangka oleh Kolonial Belanda karena tulisan-tulisannya di surat kabar dan majalah Poesara, Oetoesan Hindia, Tjahaja Timoer, Sediotomo, Midden Java, De Expres dan Kaoem Moeda.

Tulisan-tulisannya dengan bahasa halus namun kena jantung, yaitu kritik tentang ketidakadilan atas perlakuan kolonial Belanda bagi Bumi Putra terkait hak pendidikan dan penghidupan, ungkap Yandi

Sepulang dari pengasingan, Tahun 1922, Ki Hajar Dewantara mendirikan Perguruan Taman Siswa bagi anak-anakndan pemuda yang tidak mendapat kesempatan untuk bersekolah oleh Belanda.

Menurut Yandi, Perjuangan Ki Hajar Dewantara adalah perjuangan untuk bangsa melalui gerakan pemikiran. Gerakan pemikiran adalah gerakan refleksi terhadap realitas, yang kemudian dianalisis untuk mengungkap struktur, dinamika, dan potensi perubahan. Ki Hajar Dewantara melakukan hal ini. Tercermin dari perjuangannya dimulai dengan melakukan kritik melalui tulisan, kemudian mendirikan Perguruan Taman Siswa dengan sistem kekeluargaan dan membangun semangat kebangsaan dan kebebasan berpendapat, .Dari gerakan pemikiran inilah banyak melahirkan pemuda-pemuda patriot yang memahami nilai-nilai perjuangan, menurut Yandi lebih lanjut.

Yandi berpendapat, Selain Gerakan Pemikiran Budi Utomo, Gerakan pemikiran Ki Hajar Dewantara ini juga salah satu pemicu terbentuknya karakter Pemuda dengan tekad bersatu yang dikenal dengan Sumpah Pemuda Tahun 1928, cikal bakal bersatunya perjuangan Indonesia untuk merdeka.

Sebagai penutup Yandi mengatakan, salah satu kalimat sakti dari Ki Hajar Dewantara dan dijadikan semboyan dalam pendidikan kita adalah “Ing ngarso sung tulodo, ing madya mangun karso, tut wuri handayani” yang artinya “di depan memberikan contoh, di tengah membangun semangat, di belakang memberikan dorongan”, dan harus kita ingat bersama jangan sekali-kali kita melupakan sejarah, pesannya  (Yuliana).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *