Opini

Warisan Leluhur Manusia Bangsa Indonesia : Sistem Ketentraman dalam Kemanunggalan Badan Fisik dan Badan Batin

Ridho R
18
×

Warisan Leluhur Manusia Bangsa Indonesia : Sistem Ketentraman dalam Kemanunggalan Badan Fisik dan Badan Batin

Sebarkan artikel ini

Purwosari Pasuruan, 10 Juni 2025. Berbasis rasa Kita dalam mengalami langsung (Baca: Metode Penelitian PAR Partisipatory Active Research. red.) dan keteguhan Kita dalam hayat menghayati penghayatan dari inti sari “Saresehan Kaweruh Batin Tulis Tanpa Papan Kasunyatan (KBTTPK) di Pasuruan Kota, 7-8 Juni 2025.

Selasa PON, 10 Juni 2025. Sesungguhnya tidak ada yang kebetulan, Dalam Tradisi Penanggalan Jawa Angka Hari Selasa adalah 3 dan Pon Angka Pasarannya adalah 7, sehingga 3+7=10. 2×10=20. Pas juga dengan Penanggalan Spesifik Jawa ASAPON: Alif Selasa Pon.

Dalam Angka I Ching Kitab Perubahan China Kuno; Angka 37 adalah Houseold atau Penatua Rumah atau Para Leluhur Manusia yang tinggal di setiap kawasan masing masing, sedangkan Angka 10 adalah Conduct/memimpin, dan Angka 20 adalah Watching/mengawasi, sehingga pada hari ini, Kita sadar menyadari disadarkan lewat conduct terhubung Kita, dalam kepemimpinan hikmah kesadaran dengan arwah para leluhur melalui frekuensi gelombang batin yang suci, Kita juga memahami dan mengerti bahwa Tuhan Yang Maha Esa, yang meliputi segala yang ada, ada disetiap yang ada, dan bersama setiap yang ada, turut serta MENGAWASI Kita semua, untuk melakukan kesediaan yang bersungguh sungguh dalam mencapai kesempurnaan hidup yang berbudi luhur, pada setiap pikiran, ucapan dan tindakan Kita.

Saresehan di Gedung Kaweruh Batin Tulis Tanpa Papan Kasunyatan (KBTTPK) di Kota Pasuruan (1) Jawa Timur, 7-8 Juni 2025. Memberikan beberapa Rekomendasi Pencerahan dan Penalaran seutuhnya.

Rekomendasi Pencerahan & Penalaran Pertama:

Bahwa sesungguhnya Badan Fisik dan Badan Batin/Rohani tidak bisa dipisah-pisahkan atau Tak Dualitas.

Rekomendasi Pencerahan & Penalaran Kedua:

Bahwa tujuan utama kaweruh batin adalah mengenal esensi diri batin/hatinya untuk menyembah dan bersatu “nyawiji” dengan Sang Sumber Hidup, salah satu cara tercepat dan sederhana adalah selalu ingat kepada Sang Hidup dan Sumber Hyang Hidup Hyang Sukmo Sejati; melalui rasa berkesadaran “eling dan waspada” pada aliran udara nafas keluar masuk hidung Kita.

Rekomendasi Pencerahan & Penalaran Ketiga:

Bahwa proses waktu untuk mematangkan perjalanan laku lampah ajaran leluhur manusia, khususnya leluhur jawa; dalam kaweruh olah batin/hati, hingga sampai pada inti esensi sari kaweruh batin ( Baca : Ilmu Pengetahuan_Pengetahuan Ilmu, Ilmu Kaweruh_Kaweruh Ilmu. red.) yang sungguh sungguh dilakukan sepenuhnya menjadikan, esensi alam dan esensi diri yang terejawantah manunggal dengan olah badan_pikir_akal_jiwa_sukmo, melalui sambung olah rasa dan inti rasa sejati batin/hati merupakan jalan perjalanan menuju kesempurnaan hidup berkehidupan manusia, berbudi luhur sebagaimana yang sudah di capai para leluhur manusia, dalam hal ini khususnya leluhur jawa suci mulia.

Rekomendasi Pencerahan & Penalaran Keempat:

Bahwa lewat keteladanan laku lampah dan tapa brata Romo Suryo Sanjoyo almarhum, pendiri Kaweruh Batin Tulis Tanpa Papan Kasunyatan (KBTTPK), proses penyembuhan manusia dari sakit penyakit dan segala gangguan bisa diatasi dengan keterlibatan yang mesra dengan katresnan batin manusianya yaitu Sang Hyang Sukmo Sejati, yang adalah Pancaran Cahaya Sorot Abadi Sang Maha Hidup/Orep dan Sang Hyang Sumber Hidup/Orep Sejati sesungguhnya, yang meliputi semua yang ada, ada disetiap yang ada dan bersama setiap yang ada.

Hal ini menjadi salah satu diantaranya bahwa dalam tradisi leluhur manusia bangsa Indonesia dalam hal ini tradisi leluhur jawa dan tradisi yang sejenisnya, sungguh sungguh melibatkan peranan jiwa batin dan ruh dalam seluruh tahapan pengobatan, sehingga memang benar benar percaya dan takwa adanya keterlibatan penuh bersama Sang Maha Hidup/Orep, Sang Maha Suci, Sang Maha Pencipta dalam seluruh rangkaian sistem pengobatan dan penyembuhan penyakit manusia, pada esensi hakekat kenyataan manusia seutuhnya nyata ghoib_ghoib nyata, Tak dualitas;

dimana hal ini SANGAT berbeda sekali dengan budaya sistem pengobatan barat atau sejenisnya yang hanya menggunakan pendekatan rasional ilmiah saja, tanpa keterlibatan Tuhan Yang Maha Esa secara langsung.

Kawruh Batin Tulis Tanpa Papan Kasunyatan (KBTTPK) didirikan pada tanggal 4 Mei 1955 di Kebonagung, Malang. KBTTPK adalah sebuah organisasi aliran kepercayaan Kejawen yang didirikan oleh Bapak Soepardi Soerjosendjojo (alm). (Baca : Suryo Sanjoyo red.).

Rekomendasi Pencerahan & Penalaran Kelima:

Bahwa untuk menggenapi kelengkapan massa kesadaran sejati Kita, maka Kita melakukan Pagelaran Wayang Kulit Purwo KLASIK Jawa Timuran bersama Ki Dalang Sudarto dengan Lakon, WAHYU KATENTREMAN, malam Kesepuluh Peringatan 1 Suro, Gedung Kaweruh Batin Tulis Tanpa Papan Kasunyatan (KBTTPK), Pasuruan (1), pada Sabtu Pon 5 Juli sampai Pagi Minggu Wage, 6 Juli 2025, sebagai ejawantah: “Warisan Leluhur Manusia Bangsa Indonesia : Sistem Ketentraman dalam Kemanunggalan Badan Fisik dan Badan Batin”

Catatan untuk pendewasaan dan kepenuhan massa kesadaran diri seutuhnya :

Itu sebatas acuan saja. Sejati ada pada perjalanan hidup, lalu diperhatikan dan teliti setiap terjadinya peristiwa yang dialami masingnya. Untuk jadi pengetahuan dan pengalaman darinya.

Laku_Melakukan Nyata ada waktu yang dilalui, ghoib cukup dengan rasa. Maka laku_melakukan adalah tergabung antara nyata dan ghoib.

Hingga nyata ghoib merupakan satu kesatuan yang tak terpisahkan : Raga nyata. Ruh ghoib. Maka manusia ada sebagai wujud nyata dan ghoib.

Dengan mengenali diri akan menyayangi alam seisinya. Muncul kebijaksanaan dalam setiap perilakunya.

Penulis : Guntur Bisowarno Ketua Bamboo Spirit Nusantara

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *