Gunungkidul

Gunungkidul Luncurkan Program Wakaf Uang untuk Dukung Penurunan Stunting dan Penguatan Ekonomi Umat

Ridho R
10
×

Gunungkidul Luncurkan Program Wakaf Uang untuk Dukung Penurunan Stunting dan Penguatan Ekonomi Umat

Sebarkan artikel ini

Gunung Kidul – Pemerintah Kabupaten Gunungkidul secara resmi meluncurkan program Kick Off Wakaf Uang sebagai bagian dari inisiatif “Kota Wakaf Gunungkidul for Stunting” pada Kamis, 22 Mei 2025 di hotel Santika Gunungkidul. Program ini diharapkan dapat menjadi langkah strategis dalam memanfaatkan wakaf produktif untuk mempercepat penurunan angka stunting dan menguatkan ekonomi umat.

Kolaborasi Lintas Sektor

Program ini diinisiasi oleh Bank Syariah Indonesia (BSI) bersama Pemerintah Kabupaten Gunungkidul dan didukung oleh sejumlah lembaga pemerintah serta tokoh masyarakat. Peluncuran ini juga menjadi bagian dari gerakan pembangunan sosial berkelanjutan yang inklusif dan melibatkan lintas sektor.

Potensi Wakaf yang Besar

Pimpinan Kantor Perwakilan Bank Indonesia DIY, Sri Darmadi Sudibyo, menyampaikan bahwa wakaf memiliki peran strategis sebagai investasi sosial makro yang berdampak langsung bagi masyarakat. “Semakin besar investasi sosial, maka akan semakin kecil biaya yang ditanggung masyarakat. Dana wakaf dapat digunakan untuk membangun fasilitas publik dan memperkuat ekonomi sosial,” ujarnya.

Kemajuan Program Wakaf di Gunungkidul

Kepala Bidang Penerangan Agama Islam, Zakat, dan Wakaf Kanwil Kemenag DIY, Hj. Nur Huda, menambahkan bahwa Kabupaten Gunungkidul telah menunjukkan progres signifikan dalam pemberdayaan ekonomi umat berbasis wakaf dan zakat. Program seperti inkubasi wakaf produksi, kampung zakat, serta Asta Protas—delapan program prioritas Kemenag—sudah berjalan di wilayah seperti Pulutan, Wonosari, Mbalong, dan Girisubo.

Target Penurunan Stunting

Wakil Bupati Gunungkidul, Joko Parwoto, mengungkapkan bahwa prevalensi stunting di wilayahnya terus menurun, namun tetap menjadi tantangan yang harus dihadapi secara bersama. Angka stunting nasional tahun 2021 berada di 21,5 persen, kini sudah turun menjadi 19,8 persen. Di Gunungkidul sendiri sudah mencapai 14,35 persen, artinya tinggal 0,35 persen lagi untuk mencapai target nasional 14 persen pada 2025.

Pemanfaatan Wakaf untuk Pendidikan

Joko Parwoto juga menyoroti pentingnya perhatian pada sektor pendidikan sebagai bagian dari pembangunan berkelanjutan. Masih banyak sekolah di Gunungkidul yang rusak atau kekurangan sarana dan prasarana. Ini bisa menjadi fokus pemanfaatan wakaf produktif ke depan.

Dengan peluncuran program wakaf uang ini, Pemerintah Kabupaten Gunungkidul bersama Bank Syariah Indonesia berharap gerakan wakaf uang dapat menjadi motor penggerak pembangunan sosial dan ekonomi yang berkelanjutan, berbasis kemandirian dan kolaborasi. Kolaborasi antara pemerintah daerah, lembaga keuangankeuangan. 

Mungkas M

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *