Gunungkidul – Rencana Pemerintah Kabupaten Gunungkidul untuk merelokasi Pedagang Kaki Lima (PKL) dari sisi barat Alun-alun Pemda Wonosari ke Pasar Besole, Kalurahan Baleharjo, menuai penolakan dari para pedagang.
Protes tersebut terlihat pada Rabu malam (07/05), saat sejumlah spanduk berisi penolakan dipasang di sekitar area barat alun-alun. Salah satu spanduk bahkan bertuliskan, “Ora iso njaluk tulung sek berkuasa, yo jaluk tulung karo seng kuoso,” sebagai bentuk kekecewaan para pedagang atas kebijakan relokasi yang dinilai mendadak.
Sugiyatmo, perwakilan dari para PKL, mengungkapkan bahwa relokasi ini mengejutkan dan menimbulkan kekhawatiran terhadap keberlangsungan usaha mereka.
“Kami sangat prihatin sekali. Tahu-tahu kami akan dipindahkan ke Baleharjo. Padahal penjenengan tahu semua, di Pasar Besole itu tidak efektif untuk berjualan,” ujarnya.
Ia menilai, kebijakan tersebut bukan solusi efektif karena justru berpotensi menurunkan pendapatan para pelaku usaha kecil. Para pedagang berharap pemerintah mempertimbangkan kembali keputusan tersebut.
“Kami mohon kepada Pemerintah untuk meninjau kembali kebijakan pemindahan PKL ke Pasar Besole. Dengan kebijakan seperti ini, kami dibikin stroke atau mati pelan-pelan. ,” pinta Sugiyatmo.
Diketahui, Pemerintah Kabupaten Gunungkidul berencana merelokasi sebanyak 81 PKL dari kawasan Alun-alun Wonosari ke Pasar Besole sebagai bagian dari program penataan kota. Lokasi baru tersebut diklaim lebih representatif dan layak untuk mendukung aktivitas perdagangan masyarakat.
Proses relokasi ini akan dilakukan secara kolaboratif oleh lintas Organisasi Perangkat Daerah (OPD), termasuk Dinas Pekerjaan Umum (PU), Dinas Perhubungan, Satpol PP, serta Pemerintah Kalurahan Baleharjo.
Namun demikian, hingga saat ini belum ada kesepakatan yang dicapai antara pemerintah dan para pedagang, yang masih berharap adanya dialog dan solusi yang lebih berpihak pada kepentingan rakyat kecil.
Mungkas M